Sabtu, 28 Mei 2011

Mengenal Lebih Dekat Sosok Joko Widodo

SOSOK JOKO WIDODO

Ir. Joko Widodo (lahir di Surakarta, 21 Juni 1961; umur 49 tahun), lebih dikenal dengan nama julukan Jokowi, adalah walikota Kota Surakarta (Solo) untuk dua kali masa bhakti 2005-2015. Wakil walikotanya adalah F.X. Hadi Rudyatmo. Ia dicalonkan oleh PDI-P.
Jokowi meraih gelar insinyur dari Fakultas Kehutanan UGM pada tahun 1985. Ketika mencalonkan diri sebagai walikota, banyak yang meragukan kemampuan pria yang berprofesi sebagai pedagang mebel rumah dan taman ini; bahkan hingga saat ia terpilih. Namun setahun setelah ia memimpin, banyak gebrakan progresif dilakukan olehnya. Ia banyak mengambil contoh pengembangan kota-kota di Eropa yang sering ia kunjungi dalam rangka perjalanan bisnisnya.
Di bawah kepemimpinannya, Solo mengalami perubahan yang pesat. Branding untuk kota Solo dilakukan dengan menyetujui moto "Solo: The Spirit of Java". Langkah yang dilakukannya cukup progresif untuk ukuran kota-kota di Jawa: ia mampu merelokasi pedagang barang bekas di Taman Banjarsari hampir tanpa gejolak untuk merevitalisasi fungsi lahan hijau terbuka, memberi syarat pada investor untuk mau memikirkan kepentingan publik, melakukan komunikasi langsung rutin dan terbuka (disiarkan oleh televisi lokal) dengan masyarakat. Taman Balekambang, yang terlantar semenjak ditinggalkan oleh pengelolanya, dijadikannya taman. Jokowi juga tak segan menampik investor yang tidak setuju dengan prinsip kepemimpinannya. Sebagai tindak lanjut branding ia mengajukan Surakarta untuk menjadi anggota Organisasi Kota-kota Warisan Dunia dan diterima pada tahun 2006. Langkahnya berlanjut dengan keberhasilan Surakarta menjadi tuan rumah Konferensi organisasi tersebut pada bulan Oktober 2008 ini. Pada tahun 2007 Surakarta juga telah menjadi tuan rumah Festival Musik Dunia (FMD) yang diadakan di kompleks Benteng Vastenburg  yang terancam digusur untuk dijadikan pusat bisnis dan perbelanjaan. FMD pada tahun 2008 diselenggarakan di komplek Istana Mangkunegaran.

Walikota Solo Tak Pernah Ambil Gaji
Walikota Solo Joko Widodo (Fajar Sodiq/VIVAnews)
BERITA TERKAIT
VIVAnews -  Urusan gaji pejabat tinggi belakangan ini kian ramai dibicarakan. Pemicunya, pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono soal gajinya yang sudah tujuh tahun tidak juga naik. Tapi tidak semua pejabat negara mempermasalahkan gaji. Walikota Solo Joko Widodo, misalnya.

Walikota yang tengah menjalani masa jabatan dua periode ini ternyata belum pernah sekali pun mengambil gajinya. Bahkan, mobil dinas walikota yang saat ini dipakainya juga merupakan 'warisan' pejabat walikota sebelumnya, Slamet Suryanto.

Jokowi panggilan akrab walikota Solo ini menuturkan, Sabtu 28 Januari 2011  hingga hari ini belum pernah melihat ataupun menerima amplop gaji bayarannya sebagai walikota. “Kalau teken saya memang teken tapi tidak pernah lihat amplopnya. Ambil gimana, wong lihat amplopnya saja tidak pernah,” kata dia.

Ketika ditanya kenapa tidak mengambil gajinya, dengan rendah hati ia tidak mau menjawabnya. “Nggak, nggak, saya tidak mau menjawabnya karena terlalu riskan. Yang penting saya tidak pernah ambil gaji. Kalau tidak percaya, tanya saja kepada sekretaris atau ajudan saya,” tegas dia.

Soal mobil dinas, dia juga enggan menggantinya dengan yang baru. Mobil dinas Toyota Camry keluaran tahun 2002 ini merupakan peninggalan mobil dinas walikota Solo sebelumnya, Slamet Suryanto. “Mobil asal bisa dinaikin, tidak perlu mobil baru,” ujar Jokowi.

Selain itu, dia mengaku memang tidak suka gonta-ganti mobil. Seperti halnya mobil pribadinya yang sudah 14 tahun tidak diganti. “Saya bukan sok, tapi saya memang orang nggak punyai birahi terhadap mobil baru. Jenis mobil dinasnya keluaran tahun berapa, saya juga tidak tahu. Silakan tanya Pak Suli saja (sopir walikota). Pokoknya saya naik dan selamat saja,” tutur dia.

Penataan PKL Di Kota Solo
Jika dibina dengan baik, pedagang kaki lima (PKL) dapat berkontribusi besar untuk daerah. Dan untuk membina PKL bukanlah hal yang sulit, semuanya tergantung niat dan implementasi masing-masing pemerintah daerah.

PKL merupakan permasalahan yang biasanya pasti selalu ada di tiap daerah. Namun penyelesaian terhadap permasalahan tersebut, tidak selalu sama. Putra tukang kayu ini mengimpikan Solo yang bersih dan tata ruang kota yang harmonis. Dan satu masalah pelik bagi kota Solo adalah semrawutnya PKL di Solo, maka perlu penataan ulang.
Ketika baru dilantik menjadi Wali Kota Surakarta, Jokowi membentuk tim kecil untuk mensurvei keinginan warga kota di tepian Sungai Bengawan itu. Hasilnya, kebanyakan orang Solo ingin pedagang kaki lima yang memenuhi jalan dan taman di pusat kota itu disingkirkan. Tetapi ia tidak ingin menempuh cara gampang, dengan memanggil aparat, lalu menggusur pedagang itu pergi. Tidak bisa tidak, para pedagang itu harus direlokasi. Tapi bagaimana caranya? Menggusur pedagang yang telah bertahun-tahun mencari nafkah di tempat-tempat itu, jelas tidak mudah. Mereka pasti marah.
Munculah ide, untuk meluluhkan hati para pedagang, mereka harus diajak makan bersama. Dalam bisnis, jamuan makan yang sukses biasanya berakhir dengan kontrak yang bagus. Sebagai eksportir furniture selama 18 tahun, Jokowi paham betul ampuhnya strategi “lobi meja makan”. Maka rencana disusun. Meski bukan langkah yang mudah, usaha persuasif ini menuai hasil. Cara yang ditempuh Jokowi ini termasuk “aneh”, dalam pengertian berani berbeda dengan pemerintah di daerah lain.
Target pertama adalah kaki lima di daerah Banjarsari. Di sana ada 989 pedagang yang bergabung dalam 11 paguyuban. Strategi ”lobi meja makan” dimulai. Para koordinator paguyuban diajak makan siang di Loji Gandrung, rumah dinas Walikota.
Tahu hendak dipindahkan, mereka datang membawa pengurus lembaga swadaya masyarakat. Jokowi menahan diri untuk tidak mengungkapkan keinginannya menyampaikan rencana relokasi tersebut. Seusai makan, Joko mempersilakan mereka pulang. Tentunya para pedagang kaki lima heran, mengapa tidak ada dialog mengenai relokasi. Beberapa hari kemudian, mereka kembali diundang. Lagi-lagi sama seperti sebelumnya: Sudah makan, pulang. Hal ini berlangsung terus selama tujuh bulan.
Baru pada jamuan ke-54, saat itu semua pedagang kaki lima yang hendak dipindahkan hadir, Jokowi baru mengutarakan niatnya. Dengan ramah dan santai Jokowi berkata kepada para pedagang kaki lima, “Bapak-bapak yang baik, mohon maaf sebelumnya jika tempat Bapak-bapak berdagang hendak saya pindahkan”. Hasilnya, seluruh pedagang kali lima tidak ada yang membantah. Para pedagang hanya minta jaminan, di tempat yang baru, mereka tidak kehilangan pembeli. Jokowi hanya berjanji akan mengiklankan Pasar Klitikan selama empat bulan di televisi dan media cetak lokal.
Janji itu ditepati. Pemerintah kota juga memperlebar jalan ke sana dan membuat satu trayek angkutan kota. Langkah berikutnya adalah dengan memberikan SIUP dan TDP gratis, kemudian melakukan penataan ulang terhadap Monumen Banjarsari yang kerap dijadikan pusat gelar dagangan para PKL. Pendekatan dengan cara ini ternyata berhasil. Pemindahan PKL dari tempat lama tidak perlu memakai buldoser, mereka secara sukarela untuk pindah. Pemindahan PKL pun dilakukan dengan penuh kehormatan. Semua pedagang mengenakan pakaian adat Solo dan menyunggi tumpeng -simbol kemakmuran. Prajurit Keraton Solo pun dikerahkan, sehingga timbul rasa kebanggaan. Hasilnya, wajah-wajah keceriaan sangat terlihat dari para pedagang.
Proyek pemindahan PKL ini sebenarnya tidak digratiskan. Pedagang diminta membayar hanya Rp 6.000/hari. Dengan perhitungan investasi, selama enam tahun ke depan sudah balik. Dan ternyata dari PKL ini memberikan pemasukan kepada Pemda justru lebih besar melebihi hotel, terminal, dan lainnya.
Menurut Joko, kiat suksesnya adalah adanya komitmen menganggap hal tersebut mudah dan tidak sulit, serta manajemen anggaran dan ke mana arahnya. Berapa persen anggarannya lalu tinggal pelaksanaan. Itu bisa dikontrol. Yang penting mengubah sistem, hilangkan peluang adanya korupsi.
Kini warga Solo kembali menikmati jalan yang bersih, indah, dan teratur.
Monumen Juang 1945 di Banjarsari kembali menjadi ruang terbuka hijau yang nyaman. Berhasil dengan Banjarsari, Jokowi merambah kaki lima di wilayah lain.
Pasar-pasar yang ditata ulang di antaranya Pasar Klitikan Notoharjo, Pasar Nusukan, Pasar Kembalang, Pasar Sidodadi, Pasar Gading, pusat jajanan malam Langen Bogan, serta pasar malam Ngarsapura.
Untuk yang berada dijalan depan Stadion Manahan, sekitar 180 pedagang, dibuatkan shelter dan gerobak. Penjual makanan yang terkenal enak di beberapa wilayah dikumpulkan di Gladag Langen Bogan Solo, Gandekan. Lokasi kuliner yang hanya buka pada malam hari dengan menutup separuh Jalan Mayor Sunaryo tersebut sekarang menjadi tempat jajan paling ramai di kota itu. Hingga kini, 52 persen dari 5.718 pedagang kaki lima sudah ditata. Sisanya mulai mendesak pemerintah kota agar diurus juga. Tetapi justru saat ini Pemkot yang kewalahan karena belum punya dana.
Tapi rencana terus jalan. Misalnya, dibuat Pasar Malam di depan Mangkunegaran untuk 450 penjual barang kerajinan. Selain PKL, Jokowi juga punya perhatian khusus pada pasar-pasar tradisional. Beberapa tahun terakhir, 12 pasar tradisional ditata dan dibangun ulang. Ketika masih mengelola sendiri usaha mebelnya, Jokowi sering bepergian untuk pameran. Dia banyak melihat pasar di negara lain. Di Hong Kong dan Cina, menurutnya, pengunjung pasar jauh lebih banyak dari mal. Itu karena pasar tradisional komplet, segar, dan jauh lebih murah. Sementara di sini kebalikannya, Pasarnya kotor dan berbau.
Tidak sia-sia Jokowi ngopeni pedagang kecil. Meski modal cetek, pasar dan kaki lima di Solo paling banyak merekrut tenaga kerja. Mereka bahkan menjadi penyumbang terbesar pendapatan asli daerah. Di tahun 2010, nilai pajak dan retribusi dari sektor itu mencapai Rp 14,2 miliar. Jauh lebih besar dibanding hotel, Rp 4 miliar, atau terminal, yang hanya Rp 3 miliar.
Nilai Penting Kepemimpinan Jokowi
Sejauh ini semua langkah sesuai dengan visi Jokowi, menjadikan Solo sebagai kota budaya dimana warganya bangga dengan sejarah dan tradisi sejak lahir. Dukungan bagi Jokowi makin solid. Bahkan dari mereka yang semula menentangnya.
Tak banyak kepala daerah seperti Jokowi. Pendekatan manusiawi yang dilakukannya bisa menjadi contoh bagi kota-kota yang mempunyai masalah serupa. Menurutnya, penataan PKL adalah bentuk ekonomi kerakyatan. Ia menganggap bahwa sebenarnya pekerjaan ini bukan perkara sulit. Pokoknya, memimpin mereka dengan hati. Hadapi mereka sebagai sesama, bukan sampah.
Wali Kota Surakarta ini setidaknya memperlihatkan bahwa kekuasaan jauh lebih berarti dengan wajah ramah, tidak harus garang dan menghardik. Ia juga memperlihatkan kepedulian seorang pemimpin, di saat banyak pemimpin lupa atas kepentingan apa sesungguhnya mereka mengejar kekuasaan itu.
Bangsa ini letih dan sedang tergeletak dalam carut-marut perlombaan merebut kekuasaan. Dari satu pilkada ke pilkada lain, ratusan miliar rupiah uang tidak produktif bertebaran. Setelah berkuasa, mereka mengambil kembali uang itu dari rakyat, tak peduli rakyat meraung kesakitan dan lapar. Jokowi mungkin tak berharap pujian –meski ia layak menerima itu– karena perbaikan dan pembenahan adalah kewajiban, adalah ibadah. Kewajiban dan ibadah tidak memerlukan pujian.

Sumber :  Wikipedia, Viva-News, dan gadingmahendradata.wordpress.com

Kebijakan Pemerintah

Tiga bentuk kebijakan pemerintah dapat dijalankan : Kebijakan Fiskal, Kebijakan Moneter dan Kebijakan Segi Penawaran.

Kebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal : Semua tindakan pemerintah yang berupa tindakan memperbesar atau memperkecil  jumlah pungutan pajak “government expenditure” yang bertujuan untuk mempengaruhi jalannya perekonomian. Dengan kebijakan fiskalnya pemerintah dapat mengusahakan terhindarnya perekonomian dari keadaan-keadaan yang tidak diinginkan seperti misalnya keadaan di mana banyak pengangguran, inflasi, neraca pembayaran internasional yang terus menerus defisit.
Bagi Negara berkembang, pemerintah manyadari  bahwa investasi/penanaman modal yang timbul dari inisiatif dari masyarakatnya sendiri sangat kurang jumlahnya untuk menumbuhkan perindustrian, karena jumlah pendapatan per kapital yang dihasilkan oleh masyarakatnya sendiri sangat kecil jumlah yang didapat atau dihasilkan.  Oleh karna itu tanpa campur tangan pemerintah, kecil kemungkinan suatu perekonomian yang masih terbelakang dapat melakuakan investasi netto yang cukup besar untuk mempertinggi kapasitas produksi nasionalnya sedemikian rupa sehingga tingkat kemakamuran para warga Negara dapat ditingkatkan. Sampai seberapa jauh pengaruh transaksi-transaksi yang diadakan oleh pemerintah terhadap perekonomian dapat kita lihat dengan membandingkan besarnya transaksi tersebut dengan pedapatan nasional.

Kebijakan Moneter
Kebijakan Moneter : segala tindakan pemerintah dan bank sentral untuk mengatur keadaan keuangan Negara dengan tujuan menjaga kestabilan ekonomi dam mendorong uasha pembangunan nasional. Kebijakan moneter dapat dilakukan oleh pemerintah atau bank sentral dengan cara langsung atau tidak langsung.
Kebijakan (politik) moneter langsung berarti pemerintah langsung campur tangan dalam hal peredaran uang atau kredit perbankan misalnya : mencetak uang baru, merombak sistem perbankan, mengambil ahli urusan perbankan/perkreditan, membekukuan  saldo perusahaan swasta/Negara di Bank.
Kebijakan moneter tidak langsung dilakukan oleh Bank Sentral dengan cara mempengruhi kemampuan bank-bank umum dalam memberi kredit.
Kebijakan moneter dapat dibedakan kepada dua golongan :  kebijakan moneter kuantitatif  dan kebijakan moneter kualitatif. kebijakan moneter kuantitatif  adalah langkah bank sentral yang tujan utamanya adalah untuk mempengaruhi jumlah penawaran uang dan suku bunga dalam perekonomian. Yang termasuk dalam kebijakan moneter kuantitatif ini adalah : kebijakan suku bunga (politik diskonto), oprasi pasar terbuka, dan kebijakan cash ratio. kebijakan moneter kualitatif adalah langkah bank sentral untuk mengawasi bentuk-bentuk pinjaman dan investasi yang dilakukan oleh bank-bank perdagangan. Yang termasuk dalam kebijakan moneter kualitatif ini adalah pengawasan pinjaman secara terpilih  dan pembujukan modal. Tujuan kebijakan moneter : a. mejaga stabilitas ekonomi, b. menjaga kestabilan harga, c. meningkatkan kesempatan kerja, d. memperbaiki neraca perdagangan dan neraca pembayaran luar negeri.

Kebijakan segi penawaran
Kebijakan Segi Penawaran : langkah pemerintah yang bertujuan untuk memperngaruhi penawaran agregat.

Efektivitas berbagai kebijakan
Secara kontinu kebijakan pemerintah di perlukan untik menjaga kestabilan harga dan mengurangi tingkat pengangguaran pada tingkat yang sangat rendah. Kebijakan pemerintah tersebur dapat dibedakan kepada tiga bentuk yaitu : kebijakan fiscal, kebijakan moneter, kebijakan segi penawaran.  Ketiga bentuk kebijakan pemerintah tersebut perlu dilakukan secara serentak untuk meningkatkan keefektifannya. Bentuk masing-masing kebijakan pemerintah tersebut untuk mengatasi maslah pengangguran dan inflasi adalah sebagai berikut :
  1. Untuk mengatasi pengangguran :
1.Kebijakan Fiskal : dengan mengurangi pajak dan menambah pengeluaran pemerintah.
2.Kebijakan Moneter : menambah penawaran uang, mengurangi/menurunkan suku bunga dan menyediakan kredit khusus untuk mendorong sector atau kegiatan tertentu.
3.Kebijakan Segi Penawaran : mendorong lebih banyak investasi, mengembangkan infrastuktur, meningkatakan efisiensi adminitrasi-adminitrasi pemerintah, member subsidi dan mengurangkan pajak perusahaaan dan individu.
  1. Untuk mengatasi inflasi :
1. Kebijakan Fiskal : menambah pajak dan mengurangi pengeluaran pemerintah.
2. Kebijakan Moneter : mengurangi, menaikan suku bunga dan mengatasi kredit.
3. Kebijakan Segi Penawaran : melakukan langkah-langkah yang dapat mengurangi biaya produksi dan menstabilakan harga seperti mengurang pajak impor dan pajak keatas bahan mentah, melakukan penetapan harga, menggalakan pertambahan produksi dan menggalakan perkembangan teknologi.

Selasa, 10 Mei 2011

Anak Indigo

Anak Indigo
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Anak indigo atau anak nila (Bahasa Inggris: Indigo Children) adalah konsep Zaman Baru anak-anak yang memiliki karakteristik berbeda dari anak-anak seusianya. Anak ini memiliki sifat yang unik untuk membedakan generasinya dengan generasi sebelumnya. Istilah indigo (biru gelap) ini menunjukkan warna aura dalam warna kehidupan mereka. Indigo sendiri juga terkait dengan indra keenam yang terletak pada cakra mata ketiga yang menggambarkan intuisi dan kekuatan batin yang luar biasa tajam yang melebihi kemampuan orang kebanyakan. Kebanyakan dari mereka memiliki kelebihan dengan bakat yang luar biasa atau secara akademik mempunyai prestasi. Anak indigo juga mampu menunjukkan empati yang sangat dalam dan mudah merasa iba serta tampak bijaksana untuk anak seusianya.

Anak indigo yang lahir di dunia ini juga mempunyai pelbagai misi. Kebanyakan dari mereka merupakan pengkritik suatu rencana yang salah. Mereka bertugas meluruskan ketidakbenaran dan ketidaksamaan yang ada di sekelilingnya. Hal ini ditunjukkan dengan perilaku mereka yang tidak patuh dan kesulitan dalam menjalankan dengan sistem yang ada, misalnya saja penolakan dan sikap kaku terhadap sistem pendidikan yang ada.

Anak indigo juga sering menunjukkan perilaku memberontak terhadap suatu pemerintahan, tidak patuh terhadap aturan atau adat, kesulitan dalam mengelola emosinya dan sangat peka. Tidak jarang pula anak menunjukkan sikap yang sangat dingin dan tidak mempunyai perasaan. Terkadang beberapa orang akan mencap anak dengan indikasi gangguan ADD (attention deficit disorder). Bentuk perilaku tersebut kadang-kadang menyebabkan kesulitan bagi anak-anak ini dalam melewati masa anak-anak, bahkan dalam melewati masa remaja (Chapman. 2006).

Menjadi indigo tidaklah mudah, tapi hal itu merupakan suatu tugas yang harus dijalankan. Anak indigo merupakan salah satu orang yang hadir dan membawa hal yang baru terhadap suatu kemajuan di bumi ini.

Ciri-Ciri Anak Indigo :

Berikut ini merupakan ciri khas anak indigo:

1. Memiliki keinginan yang kuat, berdedikasi dengan melakukan apa yang ada di pikirannya daripada mematuhi kehendak orang tua
2. Bijaksana dan mempunyai tahap kesadaran dan kebersamaan yang melebihi pengalamannya;
3. Secara emosi, mereka boleh dengan mudahnya bereaksi sehingga tidak jarang mereka memiliki permasalahan dengan kecemasan, depresi atau bahkan stress;
4. Kreatif dalam berpikir dengan menggunakan otak kanan namun tetap harus berusaha belajar dengan menggunakan otak kiri terutama pada sistem di sekolah;
5. Anak indigo sering didiagnosis mengalami ADD ataupun ADHD saat mereka menunjukkan perilaku impulsive (otak mereka memproses informasi lebih cepat) dan mereka harus tetap bergerak agar selalu fokus
6. Anak indigo sangatlah peka dan dapat melihat, mendengar atau mengetahui sesuatu hal yang tidak dimiliki orang-orang kebanyakan;
7. Anak indigo belajar secara visual dan kinestetik, mereka boleh mengingat apa yang terekam dalam otaknya dan menciptakannya dengan tangannya sendiri;
8. Apabila keinginan anak tidak terpenuhi, maka anak merasa kesulitan dan menjadi self centered. Walaupun hal ini bukanlah sifat sebenarnya;
9. Anak indigo mempunyai potensi dan bakat yang luar biasa, namun dapat hilang begitu saja jika tidak sesuai dengan bentuk perawatannya.

Dalam menangani anak indigo ini yang perlu diperhatikan adalah bahawa mereka memiliki kesulitan dalam menahan emosinya. Pada beberapa anak hal ini disebabkan karena permasalahan kecemasan, kemungkinan perilaku obsesif kompulsif atau kepanikan yang berlebih (panic attack). Penyebab lain muncul karena mereka berusaha keras untuk belajar dan memahami cara yang masih tradisional ataupun kebiasaan rutin. Sehingga tidak jarang bagi mereka akan memiliki harga diri yang rendah dan mudah menyerah dalam mengerjakan yang diberikan (pekerjaan sekolah misalnya). Terkadang beberapa anak indigo menunjukkan reaksi kemarahan, depresi, bahkan menyakiti diri sendiri yang berlebih yang tidak dapat dijelaskan secara logis bahkan menakutkan bagi orang tuanya.

Anak indigo memiliki getaran tenaga yang tinggi dengan pola yang menetap, yang kemudian ditunjukkan dengan aura warna indigo pada tubuhnya. Getaran tertinggi ini mencipta perbedaan terhadap fungsi tubuh dan otak pada anak indigo. Kebanyakan dari mereka berpikir dengan menggunakan otak kanan. Saat stress anak kemudian mengembangkan pengaturan dalam otak, yang paling bahaya di kalangan pemikiran logis dan proses berpikir secara rasional, sehingga muncul reaksi emosional yang berlebih. Ada pula anak yang menunjukkan dengan perilaku marah, kesedihan atau ketakutan yang mendalam bahkan kecemasan yang berlebih.

Memahami tenaga asas dan mampu mengamati keadaan tenaga pada saat anak indigo sedang tidak stabil sangatlah membutuhkan orang tuanya atau terapis, terutama saat bekerja sama dengan anak ini. Diperlukan adanya pemahaman dasar mengenai tenaga dengan mengajarkan pada mereka cara melindungi diri. Hal lain yang tidak kalah penting yaitu dengan mengajar anak indigo dan orang tuanya terhadap teknik dalam menyeimbangkan tenaga dan cara untuk mengurangi tahap stress pada anak, sehingga anak tidak terpengaruh pada tenaga yang negatif.

Sejarah

Istilah "anak indigo" pertama kali dikemukakan oleh Nancy Anne Tapp, seorang cenayang pada sekitar tahun 1970-an. Nancy Anne mengaku memiliki kemampuan untuk melihat aura seseorang dan ketika itu ia melihat anak-anak dengan aura indigo yang belum pernah ada sebelumnya. Singkatnya anak-anak indigo memiliki karakteristik yang sama. Mereka mempunyai empati yang tinggi dan umumnya memiliki perilaku yang tidak lazim untuk anak seusianya.

Para pengikut New Age menganggap bahwa keberadaan anak indigo merupakan sebagai jawaban untuk memperbaiki dunia. Namun sebaliknya, banyak juga orang yang beranggapan bahwa anak-anak dengan karakteristik seperti itu adalah penderita kelainan perilaku yang sering diindentifikasi sebagai hiperaktif.

Hingga sekarang, belum ada yang mampu memberikan penjelasan logis dan dapat diterima secara bulat oleh para ilmuwan mengenai anak-anak indigo.